Kebiasaan mabuk, baik itu mabuk laut, mabuk udara maupun mabuk kendaraan konon sering kali membuat seseorang menjadi trauma jika harus bepergian.
Sehingga perasaan takut kalau naik kendaraan, selalu menghantuinya sepanjang perjalanan.Karena perasaan takut ini begitu mencekam, maka tak jarang membuat seseorang mengambil jalan pintas untuk mencegah mabuk kendaraan.
Yakni dengan menelan atau meminum obat anti mabuk. Narnun adakah pengaruhnya bila seseorang meminurn obat anti mabuk? Bagaimana cara mengatasinya?
Menurut Dr. Robert Stern pakar psiko-fisiologi Universitas Park, Amerika Serikat, dalam tulisannya di majalah kesehatan Your Health mengemukakan, bahwa sebetulnya setiap orang tidak ada yang kebal terhadap mabuk. Entah itu orang kaya atau miskin, tua atau muda, baik laki-laki maupun wanita bisa saja mengalaminya. Hanya saja, tergantung siapa lebih peka.
Stern melakukan suatu penelitian dalam laboratorium bagaimana seseorang mabuk karena gerakan. Ternyata penyebabnya adalah karena adanya konflik antara ketiga organ penentu mabuk. Yakni antara retina mata, serambi vestibula di telinga dan propioseptic pada sendi otot dan di dalam otot.
Dalam Intisari disebutkan, seseorang akan mabuk bila alat keseimbangan yang ada dalam rongga telinga (labirin) terangsang atau terganggu oleh goncangan yang ditimbulkan oleh kendaraan. Misalnya, kalau melewati jalan yang berkelok-kelok perut tiba-tiba menjadi mual dan pusing. Hal ini berarti menandakan saraf pada rongga telinga terganggu setelah merasakan berbagai macam gerakan seperti turun-naik, benturan-benturan kecil dan sebagainya. Sebaliknya mata kita hanya melihat suasana yang terbatas dalam mobil.
Orang yang mempunyai kebiasaan mabuk, saluran makanan dalam tubuhnya kurang baik. Hal ini diakibatkan karena terjadinya penyumbatan dan penebalan pada otot Pylarus (bagian akhir dari lambung, dekat usus 12 jari). Sebenarnya orang yang mempunyai kebiasaan mabuk sudah tampak sejak bayi, yakni ketika umurnya belum lagi sehari, ia sudah mengalami muntah. Kebiasaan mabuk juga pada hakekatnya dilanda oleh faktor psikologis seseorang. Jika sebelum naik kendaraan pikirannya selalu dibayangi perasaan takut, maka apa yang ditakutkan ini seringkali bisa terjadi. Oleh karena itu, bila hendak bepergian dengan kendaraan, terutama yang suka mabuk, singkirkanlah perasaan takut mabuk kendaraan. Sebab, faktor sugesti pun mempunyai andil atau pengaruh yang besar dalam menjauhi mabuk. Selain itu penyebab mabuk juga bisa mengakibatkan oleh perubahan cuaca, misalnya dari panas menjadi dingin.
Efek samping dari pemakaian obat anti mabuk ini menurut DR. dr. Aboe Amar Yoesep pakar penyakit saraf dari laboratorium Ilmu Penyakit Saraf Fakutas Kedokteran Unair/RSUD Dr. Soetomo Surabaya adalah timbulnya perasaan ngantuk serta mengurangi daya konsentrasi atau koordinasi seseorang. Disamping itu mulut akan menjadi kering hingga selalu merasa haus. Juga dapat mengurangi atau menimbulkan gangguan pada lambung yang menyebabkan berkurangnya nafsu makan. Sedang efek samping lain yang bisa disebut berat yakni membuat pandangan mata semakin kabur akibat dari melebarnya pupil mata, serta bisa membuat orang menjadi pikun.
Sebetulnya obat anti mabuk tidak ada yang sanggup membuat orang menjadi kebal terhadap mabuk kendaraan. Obat anti ini cuma bisa membantu ketahanan seseorang, terhadap rangsangan-rangsangan timbulnya mabuk. Itupun hanya berlaku ketika usai meminum obat anti mabuk, fungsi obat ini tidak akan mampu menahan rangsangan mabuk yang datang secara hebat dan kontinu.
Ada beberapa cara mengatasi mabuk kendaraan. Pertama jangan lupa makan sebelum bepergian. Hindari makanan yang berlemak, berbau amis maupun yang me-ngandung alkohol. Hindari ruang tertutup dan usahakan melihat cakrawala yang luas serta jangan memejamkan mata.
Apabila dalam perjalanan itu mabuk tak bisa dielakkan, cara yang terbaik untuk menguranginya yakni dengan berbaring dan melihat satu titik yang jelas serta jangan menutup mata. Jangan duduk diam pada saat berada dalam kendaraan. Hendaknya, sambil mengobrol atau bersenandung sambil menikmati irama musik.
Bahkan konon seseorang yang suka mabuk kendaraan, mempunyai kecerdasan yang lebih tinggi daripada yang lain yang tidak suka mabuk. Sebagai contoh tokoh--tokoh terkenal yang mempunyai reputasi kerja hebat seperti Napoleon, Charles Dar-win, Laksamana Nelson dan tokoh terkenal lainnya, ternyata mempunyai kebiasaan suka mabuk. Hal ini diakibatkan karena seseorang yang biasa mabuk kendaraan, mempunyai kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar lebih cepat dari yang lain. Namun sejauh ini belum dilakukan penelitian secara mendetail, meskipun kecenderungan tersebut ada.
Penulis : Masitoh
Sehingga perasaan takut kalau naik kendaraan, selalu menghantuinya sepanjang perjalanan.Karena perasaan takut ini begitu mencekam, maka tak jarang membuat seseorang mengambil jalan pintas untuk mencegah mabuk kendaraan.
Yakni dengan menelan atau meminum obat anti mabuk. Narnun adakah pengaruhnya bila seseorang meminurn obat anti mabuk? Bagaimana cara mengatasinya?
Menurut Dr. Robert Stern pakar psiko-fisiologi Universitas Park, Amerika Serikat, dalam tulisannya di majalah kesehatan Your Health mengemukakan, bahwa sebetulnya setiap orang tidak ada yang kebal terhadap mabuk. Entah itu orang kaya atau miskin, tua atau muda, baik laki-laki maupun wanita bisa saja mengalaminya. Hanya saja, tergantung siapa lebih peka.
Stern melakukan suatu penelitian dalam laboratorium bagaimana seseorang mabuk karena gerakan. Ternyata penyebabnya adalah karena adanya konflik antara ketiga organ penentu mabuk. Yakni antara retina mata, serambi vestibula di telinga dan propioseptic pada sendi otot dan di dalam otot.
Dalam Intisari disebutkan, seseorang akan mabuk bila alat keseimbangan yang ada dalam rongga telinga (labirin) terangsang atau terganggu oleh goncangan yang ditimbulkan oleh kendaraan. Misalnya, kalau melewati jalan yang berkelok-kelok perut tiba-tiba menjadi mual dan pusing. Hal ini berarti menandakan saraf pada rongga telinga terganggu setelah merasakan berbagai macam gerakan seperti turun-naik, benturan-benturan kecil dan sebagainya. Sebaliknya mata kita hanya melihat suasana yang terbatas dalam mobil.
Orang yang mempunyai kebiasaan mabuk, saluran makanan dalam tubuhnya kurang baik. Hal ini diakibatkan karena terjadinya penyumbatan dan penebalan pada otot Pylarus (bagian akhir dari lambung, dekat usus 12 jari). Sebenarnya orang yang mempunyai kebiasaan mabuk sudah tampak sejak bayi, yakni ketika umurnya belum lagi sehari, ia sudah mengalami muntah. Kebiasaan mabuk juga pada hakekatnya dilanda oleh faktor psikologis seseorang. Jika sebelum naik kendaraan pikirannya selalu dibayangi perasaan takut, maka apa yang ditakutkan ini seringkali bisa terjadi. Oleh karena itu, bila hendak bepergian dengan kendaraan, terutama yang suka mabuk, singkirkanlah perasaan takut mabuk kendaraan. Sebab, faktor sugesti pun mempunyai andil atau pengaruh yang besar dalam menjauhi mabuk. Selain itu penyebab mabuk juga bisa mengakibatkan oleh perubahan cuaca, misalnya dari panas menjadi dingin.
Efek Samping Obat Anti Mabuk
Kini banyak dijual obat anti mabuk secara bebas, dengan berbagai macam merek dan dengan harga murah. Sehingga dapat diperoleh baik dari apotek, toko-toko obat sampai warung-warung dipelosok desa sekalipun. Namun, obat mabuk tersebut pada umumnya mengandung antihistamin dan lazimnya memakai dimenhydrinata. Sebenarnya obat ini mengandung unsur anti alergi. Namun menurut Hartono Hdw, seorang pakar farmakologi menyebutkan bahwa efek samping inilah yang digunakan sebagai pencegah mabuk karena mengandung efek anti olinergik dan depresi dari susunan pusat.Efek samping dari pemakaian obat anti mabuk ini menurut DR. dr. Aboe Amar Yoesep pakar penyakit saraf dari laboratorium Ilmu Penyakit Saraf Fakutas Kedokteran Unair/RSUD Dr. Soetomo Surabaya adalah timbulnya perasaan ngantuk serta mengurangi daya konsentrasi atau koordinasi seseorang. Disamping itu mulut akan menjadi kering hingga selalu merasa haus. Juga dapat mengurangi atau menimbulkan gangguan pada lambung yang menyebabkan berkurangnya nafsu makan. Sedang efek samping lain yang bisa disebut berat yakni membuat pandangan mata semakin kabur akibat dari melebarnya pupil mata, serta bisa membuat orang menjadi pikun.
Sebetulnya obat anti mabuk tidak ada yang sanggup membuat orang menjadi kebal terhadap mabuk kendaraan. Obat anti ini cuma bisa membantu ketahanan seseorang, terhadap rangsangan-rangsangan timbulnya mabuk. Itupun hanya berlaku ketika usai meminum obat anti mabuk, fungsi obat ini tidak akan mampu menahan rangsangan mabuk yang datang secara hebat dan kontinu.
Kiat Mengatasi Mabuk
Kebiasaan mabuk pada saat naik kendaraan, sebetulnya bisa dicegah tanpa menggunakan obat-obatan. Ada pengobatan yang didasarkan pada acupressure, yang terdiri dari sepasang sabuk dengan kancing yang disebut Sea-Bands. Kancing ini diletakkan di atas titik acupressure lengan. Pengobatan lain bisa juga melalui suatu latihan yang rutin, beradaptasi dengan goncangan-goncangan yang disebabkan oleh kendaraan dan setiap orang tentu memiliki ketahanan dalam menahan mabuk kendaraan. Hanya tinggal bagaimana cara orang untuk melatihnya.Ada beberapa cara mengatasi mabuk kendaraan. Pertama jangan lupa makan sebelum bepergian. Hindari makanan yang berlemak, berbau amis maupun yang me-ngandung alkohol. Hindari ruang tertutup dan usahakan melihat cakrawala yang luas serta jangan memejamkan mata.
Apabila dalam perjalanan itu mabuk tak bisa dielakkan, cara yang terbaik untuk menguranginya yakni dengan berbaring dan melihat satu titik yang jelas serta jangan menutup mata. Jangan duduk diam pada saat berada dalam kendaraan. Hendaknya, sambil mengobrol atau bersenandung sambil menikmati irama musik.
Bahkan konon seseorang yang suka mabuk kendaraan, mempunyai kecerdasan yang lebih tinggi daripada yang lain yang tidak suka mabuk. Sebagai contoh tokoh--tokoh terkenal yang mempunyai reputasi kerja hebat seperti Napoleon, Charles Dar-win, Laksamana Nelson dan tokoh terkenal lainnya, ternyata mempunyai kebiasaan suka mabuk. Hal ini diakibatkan karena seseorang yang biasa mabuk kendaraan, mempunyai kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar lebih cepat dari yang lain. Namun sejauh ini belum dilakukan penelitian secara mendetail, meskipun kecenderungan tersebut ada.
Penulis : Masitoh