Manfaat Tanaman Katuk Untuk Melancarkan ASI - Khasiat katuk sebagai tanaman obat, manfaat tanaman katuk melancarkan ASI, diuretik dan obat luar sudah diketahui cukup lama. Sejumlah penelitian oleh Pokjanas TOI (Kelompok Kerja Nasional Tumbuhan Obat Indonesia) memberikan hasil lebih meyakinkan lagi.
Tanaman Katuk (Sauropus androgynus) telah merakyat di kalangan masyarakat Jawa untuk sayuran, lalapan dan pewarna makanan. Sebagai bahan pangan tambahan, katuk mengandung energi 59 kalori, protein 6,4 g, Vitamin A dalam bentuk karoten 10020 mcg, Vitamin C 164 mg, dan mineral 334,5 mg.
Di Bali, tanaman ini terkenal dengan nama kayu manis. Masyarakat di sana telah lama menggunakannya sebagai bahan pengobatan perangsang ASI (Air Susu Ibu) dan tanaman hias pekarangan. Untuk perangsang ASI digunakan air perasan daunnya. Namun sekarang ada alternatif yang lebih praktis berupa pil katuk, ibu-ibu yang ingin melancarkan ASI-nya tinggal menelannya beberapa butir sehari.
Akar tanaman katuk secara empiris digunakan sebagai pelancar air seni (diuretik) dan demam. Untuk itu dilakukan penelitian oleh Yun Astuti N., B. Wahjoedi, dan M. Wien Winarno dari Puslitbang Farmasi, Depkes, dengan menggunakan tikus putih. Efek diurentik dihasilkan pada perlakuan infus akar dengan dosis 72 mg/ 100 kg berat badan.
Sebagai obat luar untuk mengobati bisul dan borok, daun katuk mestinya memperlihatkan efek penghambatan pertumbuhan bakteri penyebab penyakit tersebut. Dengan latar belakang ini, Muchsin Darise dan Sulaeman dari Jurusan Farmasi, Universitas Hasanudin melakukan penelitian. Bahannya berupa ekstrak daun katuk. Hasilnya, ekstrak daun katuk bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Salmonella typhosa dan Escheria coli. Salah satu dari bakteri ini adalah penyebab borok, sehingga wajar bila daun katuk berkhasiat untuk mengobati borok.
Penulis : Peni SP
Image : http://commons.wikimedia.org
Tanaman Katuk (Sauropus androgynus) telah merakyat di kalangan masyarakat Jawa untuk sayuran, lalapan dan pewarna makanan. Sebagai bahan pangan tambahan, katuk mengandung energi 59 kalori, protein 6,4 g, Vitamin A dalam bentuk karoten 10020 mcg, Vitamin C 164 mg, dan mineral 334,5 mg.
Di Bali, tanaman ini terkenal dengan nama kayu manis. Masyarakat di sana telah lama menggunakannya sebagai bahan pengobatan perangsang ASI (Air Susu Ibu) dan tanaman hias pekarangan. Untuk perangsang ASI digunakan air perasan daunnya. Namun sekarang ada alternatif yang lebih praktis berupa pil katuk, ibu-ibu yang ingin melancarkan ASI-nya tinggal menelannya beberapa butir sehari.
Beberapa Manfaat Tanaman Katuk
Sementara, daun dan akarnya dipakai sebagai obat demam dan peluruh kencing, akarnya pun bermanfaat sebagi obat luar. Khasiat katuk tentu tidak lepas dari kandungan kimianya. Dilaporkan, katuk mengandung alkolid papaverin, protein, lemak, vitamin, dan mineral.Akar tanaman katuk secara empiris digunakan sebagai pelancar air seni (diuretik) dan demam. Untuk itu dilakukan penelitian oleh Yun Astuti N., B. Wahjoedi, dan M. Wien Winarno dari Puslitbang Farmasi, Depkes, dengan menggunakan tikus putih. Efek diurentik dihasilkan pada perlakuan infus akar dengan dosis 72 mg/ 100 kg berat badan.
Sebagai obat luar untuk mengobati bisul dan borok, daun katuk mestinya memperlihatkan efek penghambatan pertumbuhan bakteri penyebab penyakit tersebut. Dengan latar belakang ini, Muchsin Darise dan Sulaeman dari Jurusan Farmasi, Universitas Hasanudin melakukan penelitian. Bahannya berupa ekstrak daun katuk. Hasilnya, ekstrak daun katuk bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Salmonella typhosa dan Escheria coli. Salah satu dari bakteri ini adalah penyebab borok, sehingga wajar bila daun katuk berkhasiat untuk mengobati borok.
Penulis : Peni SP
Image : http://commons.wikimedia.org