Penyiraman manual cocok diterapkan di semua lahan. Keuntungan lain, penyiraman manual juga sangat gampang dilakukan, meskipun membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Sayangnya, sistem penyiraman ini, royal dalam pemakaian air. Bahkan kalau tidak di-kontrol, penyiraman yang dilakukan malah sia-sia lantaran terjadinya run-off (aliran permukaan). lalu bagaimana mengatasinya?
Sebenarnya penyiraman manual dengan tenaga manusia merupakan pengairan paling kuno yang dipakai orang dalam mendukung sistem budidaya tanaman, baik di lahan kebun, tanah pekarangan, maupun tanaman dalam wadah pot. Namun kebanyakan di Indonesia penyiraman manual tidak hanya dilakukan di pekarangan rumah saja, melainkan juga diterapkan untuk kebun wilayah komersial.
Penyiraman secara manual di kebun buah komersial memang tidak semudah menyiram tanaman di pekarangan. Untuk melakukan penyiraman di kebun skala luas diperlukan sumber air yang cukup melimpah dan tersedia terus menerus. Sumber air dapat berupa waduk, sungai mata air, galian sumur, maupun sumur bor.
Posisi sumber air sebaiknya berada di dalam areal kebun atau setidaknya berada pada jarak yang tidak terlalu jauh dari areal kebun. Cara mengalirkan ke lokasi kebun tergantung pada tinggi permukaan sumber air terhadap permukaan lahan, jenis sumber air dan dana yang tersedia.
Bila sumber air tersedia berupa sungai dan posisi permukaan airnya lebih tinggi dari permukaan lahan, pengaliran dapat dilakukan dengan menggunakan pipa atau saluran ke lokasi penampungan di dalam kebun. Sementara jika permukaan airnya berapa lebih rendah daripada permukaan lahan, pengaliran ke lokasi penampungan dapat dilakukan dengan sistem pompa atau diangkut menggunakan mobil tangki ke lokasi kebun. Cara pengaliran ini juga bisa diterapkan kalau sumber airnya berupa sumur atau sumur bor.
Untuk menghindari terjadinya aliran permukaan perlu dibuatkan semacam piringan di bawah lingkaran tajuk tanaman. Piringan tersebut bisa berupa gundukan tanah mengelilingi tajuk atau dibuat sedikit galian, sehingga piringan berada sedikit di bawah permukaan lahan. Jika lahan dipenuhi rumput, piringan cukup dibuat dengan membersihkan rumput di bawah tajuk tanaman. Pada piringan itulah air penyiraman diguyurkan.
Ada dua cara penyiraman yang biasa dilakukan dalam mengairi tanaman di kebun komersial. Cara pertama, menggunakan truk tangki untuk menyuplai air ke drum-drum penampungan, sedangkan cara kedua dengan sistem pompa nisasi menggunakan pompa portabel yang dapat dipindah tempatkan.
Penyiraman dengan cara pertama termasuk penyiraman yang paling banyak diterapkan di kebun-kebun buah. Pada penyiraman ini , truk tangki akan menyuplai air ke drum-drum yang berada di sekitar tanaman. Airdi dalam drum-drum tersebut kemudian ditimba pekerja penyiraman untuk disiramkan ke piringan tanaman. Jumlah air yang dibutuhkan berkisar 2 - 3 ember/tanaman. Cara ini mudah dilakukan, tetapi membutuhkan banyak tenaga dan waktu untuk melakukan penyiraman.
Cara lain yang lebih praktis untuk menyiram tanaman di areal kebun komersial adalah sistem pompa dan mengalirkan air ke piringan-piringan menggunakan pipa-pipa paralon. Untuk menjunjang penyiraman cara ini perlu digali beberapa buah sumur dengan potensi air yang cukup di dalam areal kebun. Pompa paling ideal untuk keperluan ini adalah pompa portabel yang dapat dipindah tempatkan dengan mudah. Panjang setiap pipa paralonnya sama dengan jarak antara tanaman. Hal ini dimaksudkan agar setiap titik sambungan pipa berada tepat di atas suatu piringan.
Penyiramannya dilakukan dengan cara mengisap air dari dalam sumur, dan mengalirkannya melalui deratan pipa-pipa yang telah disambung-sambungkan satu sama lain. Dengan demikian piringan yang paling awal mendapatkan kesempatan penyiraman adalah piringan di ujung pipa. Bila piringan di ujung sambungan pipa telah cukup mendapatkan air, potongan pipa di ujung dilepas agar piringan satunya lagi dapat disiram. Demikian seterusnya sampai semua piringan yang dilewati pipa dapat tersirami. Cara ini cukup praktis dan tidak memerlukan banyak tenaga penyiram.
Penulis: Fendy R. Paimin
Sebenarnya penyiraman manual dengan tenaga manusia merupakan pengairan paling kuno yang dipakai orang dalam mendukung sistem budidaya tanaman, baik di lahan kebun, tanah pekarangan, maupun tanaman dalam wadah pot. Namun kebanyakan di Indonesia penyiraman manual tidak hanya dilakukan di pekarangan rumah saja, melainkan juga diterapkan untuk kebun wilayah komersial.
Penyiraman secara manual di kebun buah komersial memang tidak semudah menyiram tanaman di pekarangan. Untuk melakukan penyiraman di kebun skala luas diperlukan sumber air yang cukup melimpah dan tersedia terus menerus. Sumber air dapat berupa waduk, sungai mata air, galian sumur, maupun sumur bor.
Posisi sumber air sebaiknya berada di dalam areal kebun atau setidaknya berada pada jarak yang tidak terlalu jauh dari areal kebun. Cara mengalirkan ke lokasi kebun tergantung pada tinggi permukaan sumber air terhadap permukaan lahan, jenis sumber air dan dana yang tersedia.
Bila sumber air tersedia berupa sungai dan posisi permukaan airnya lebih tinggi dari permukaan lahan, pengaliran dapat dilakukan dengan menggunakan pipa atau saluran ke lokasi penampungan di dalam kebun. Sementara jika permukaan airnya berapa lebih rendah daripada permukaan lahan, pengaliran ke lokasi penampungan dapat dilakukan dengan sistem pompa atau diangkut menggunakan mobil tangki ke lokasi kebun. Cara pengaliran ini juga bisa diterapkan kalau sumber airnya berupa sumur atau sumur bor.
Persiapan Penyiraman
Dalam hal penyiraman setiap orang memiliki kiat tersendiri. Yang jelas semuanya tetap menjaga lokasi penyiraman agar tidak terjadi aliran permukaan pada saat penyiraman. Dengan demikian penyiraman dapat bermanfaat secara maksimal atau keperluan tanaman.Untuk menghindari terjadinya aliran permukaan perlu dibuatkan semacam piringan di bawah lingkaran tajuk tanaman. Piringan tersebut bisa berupa gundukan tanah mengelilingi tajuk atau dibuat sedikit galian, sehingga piringan berada sedikit di bawah permukaan lahan. Jika lahan dipenuhi rumput, piringan cukup dibuat dengan membersihkan rumput di bawah tajuk tanaman. Pada piringan itulah air penyiraman diguyurkan.
Cara Penyiraman
Untuk penyiraman di areal kebun buah yang membutuhkan air dalam jumlah cukup besar, sangat tidak praktis bila hanya menggunakan gembor atau selang berdiameter kecil seperti yang biasa dipakai di pekarangan. Perlu kiat khusus untuk melakukan penyiraman di areal kebun agar seluruh tanaman yang ada tercukupi kebutuhan airnya dalam waktu singkat.Ada dua cara penyiraman yang biasa dilakukan dalam mengairi tanaman di kebun komersial. Cara pertama, menggunakan truk tangki untuk menyuplai air ke drum-drum penampungan, sedangkan cara kedua dengan sistem pompa nisasi menggunakan pompa portabel yang dapat dipindah tempatkan.
Penyiraman dengan cara pertama termasuk penyiraman yang paling banyak diterapkan di kebun-kebun buah. Pada penyiraman ini , truk tangki akan menyuplai air ke drum-drum yang berada di sekitar tanaman. Airdi dalam drum-drum tersebut kemudian ditimba pekerja penyiraman untuk disiramkan ke piringan tanaman. Jumlah air yang dibutuhkan berkisar 2 - 3 ember/tanaman. Cara ini mudah dilakukan, tetapi membutuhkan banyak tenaga dan waktu untuk melakukan penyiraman.
Cara lain yang lebih praktis untuk menyiram tanaman di areal kebun komersial adalah sistem pompa dan mengalirkan air ke piringan-piringan menggunakan pipa-pipa paralon. Untuk menjunjang penyiraman cara ini perlu digali beberapa buah sumur dengan potensi air yang cukup di dalam areal kebun. Pompa paling ideal untuk keperluan ini adalah pompa portabel yang dapat dipindah tempatkan dengan mudah. Panjang setiap pipa paralonnya sama dengan jarak antara tanaman. Hal ini dimaksudkan agar setiap titik sambungan pipa berada tepat di atas suatu piringan.
Penyiramannya dilakukan dengan cara mengisap air dari dalam sumur, dan mengalirkannya melalui deratan pipa-pipa yang telah disambung-sambungkan satu sama lain. Dengan demikian piringan yang paling awal mendapatkan kesempatan penyiraman adalah piringan di ujung pipa. Bila piringan di ujung sambungan pipa telah cukup mendapatkan air, potongan pipa di ujung dilepas agar piringan satunya lagi dapat disiram. Demikian seterusnya sampai semua piringan yang dilewati pipa dapat tersirami. Cara ini cukup praktis dan tidak memerlukan banyak tenaga penyiram.
Penulis: Fendy R. Paimin