Kulit akan selalu berhadapan dengan masalah kulit, seperti halnya jamur atau dermatomikosis. Penyakit ini banyak diderita penduduk Negara tropis, termasuk di Indonesia. Kebanyakan kasus yang di jumpai akibat jamur adalah kurap, panu dan kandidosis kulit dan kuku.
Di alam ini terdapat kurang lebih 10.000 jenis jamur. Namun hanya 20 jenis saja yang menyebabkan penyakit jamur kulit. Karena jamur ini termasuk tumbuhan yang tidak mempunyai hijau daun, maka dapat hidup secara saprofit (numpang hidup) atau parasit (numpang makan). Namun kedua cara hidupnya ini merugikan organisme hidup lain yang ditumpangi, tak terkecuali manusia. Bahkan golongan jamur yang bersifat oportunistik yang tidak menimbulkan penyakit, bisa juga menimbulkan penyakit apabila ada faktor-faktor tertentu. Namun jamur golongan ini jumlahnya tidak banyak, yakni 12 jenis. Kenyataan dari hasil penelitian menunjukkan prevalensi penyakit jamur pada binatang meningkat seiring bertambah padatnya populasi binatang tersebut.
Penyebabnya pun mudah, sebab bagian terkecil dari jamur yang disebut spora mudah terbawa oleh udara. Nah, bila spora ini hinggap pada pakaian atau kulit orang yang sehat dan di tempat ini lingkungannya menunjang maka ia akan berkembang. Selanjutnya, pada tempat yang baru ini spora berkembang menjadi benang jamur (hifa), kebetulan sekali kalau tempat yang baru ini kulit terinfeksi maka timbullah penyakit. Penularan pun terjadi, bila terjadi kontak kulit.
Apabila terjadinya pengembangbiakan di kepala (kurap kepala) akan nampak gejala seperti pitak dengan bercak abu-abu dan bersisik menyerupai sarang lebah dan melekat kuat di kulit kepala. Sedang rambut yang terkena infeksi, akan patah dan yang tertinggal adalah ujung rambut yang penuh spora. Kurap kepala ini akibat jamur microsporum sp dan trichophyton sp. Sedang kurap pada badan/lipatan paha, akan menyebabkan bercak merah bersisik yang pada tepinya ada bintil-bintil. Penyebabnya adalah trichophyton sp, apabila terdapat di badan. Sedangkan di lipatan paha penyebabnya adalah epidermohyton sp.
Panu, bisa ditandai dengan bercak putih atau abu-abu atau kemerah-merahan. Besarnya dapat sebesar jarum pentul sampai seluas badan. Penyebabnya pityrosporum orbicularae yang hidup saprofit pada kulit yang normal. Pada kandidosis kuku (tinea unguium), penyebabnya juga trichophyton sp, dimana gejalanya menjadikan kuku tebal, mengeras dan berlekuk-lekuk, kadang-kadang berwarna kecoklatan. Sedang kandidosis kulit, gejalanya berupa bercak kemerahan, basah bersisik disertai bintil-bintil merah sebagai satelit yang melingkari kercak sersebut. Penyebabnya adalah candida albicans.
Untuk membantu diagnosis, tempat yang terkena dikerok atau ditempeli pita vinil sehingga sisiknya terambil. Kemudian sisik ini diperiksa dengan larutan KOH 20%, selanjutnya di bawah mikroskop akan terlihat spora dan hifa dari jamur itu. Sedang untuk mengetahui jenis jamur penyebab, hal ini dapat dilakukan pada biakan yang mengambil langsung dari sisik-sisik jamur itu, sebab dengan mengetahui jamur penyebab, dapat pula diketahui penyebaran penyakit.
Ada 3 macam obat jamur yang biasa dipakai. Yang ditelan pada penyembuhan kurap digunakan griseofulvin dan nistatin untuk kandidosis. Sedang yang disuntikkan dapat digunakan amfoterisin B, ini untuk jamur yang menyerang organ dalam tubuh. Sedangkan yang untuk dioleskan dapat berupa bedak bedak sepertii asam undesilihat, cairan seperti larutan gentian violet untuk kandidosis dan salep whitfield yang berisi asam benzoate dan asam salisilat.
Namun demikian yang penting adalah menghindari sumber penularan seperti pada anjing, kucing, kuda dan lain-lain. Selain itu hindarilah pemakaian handuk, seprei, atau pakaian dari orang lain, tanpa mencuci terlebih dahulu dari air panas. Selain itu perbaikan gizi. Hindari kegemukan, sebab keringat yang berlebihan merupakan sebab keringat yang berlebihan merupakan tempat hidup yang subur bagi jamur.
Penulis: Dr. Kuswadji
Di alam ini terdapat kurang lebih 10.000 jenis jamur. Namun hanya 20 jenis saja yang menyebabkan penyakit jamur kulit. Karena jamur ini termasuk tumbuhan yang tidak mempunyai hijau daun, maka dapat hidup secara saprofit (numpang hidup) atau parasit (numpang makan). Namun kedua cara hidupnya ini merugikan organisme hidup lain yang ditumpangi, tak terkecuali manusia. Bahkan golongan jamur yang bersifat oportunistik yang tidak menimbulkan penyakit, bisa juga menimbulkan penyakit apabila ada faktor-faktor tertentu. Namun jamur golongan ini jumlahnya tidak banyak, yakni 12 jenis. Kenyataan dari hasil penelitian menunjukkan prevalensi penyakit jamur pada binatang meningkat seiring bertambah padatnya populasi binatang tersebut.
Terdapat Dua Jenis Cara Penularan Jamur Kulit
Pertama, kontak langsung dengan kulit dan rambut yang mengandung jamur baik dari manusia maupun binatang. Sedang yang kedua adalah tidak langsung, ini dapat melalui tanaman, kayu yang dihinggapi jamur, air dan melalui barang-barang atau alat-alat pakaian dan lainnya yang mengandung jamur. Jamur ada di sekeliling kehidupan manusia oleh sebab itu kulit gampang terkena jamur semisal panu.Penyebabnya pun mudah, sebab bagian terkecil dari jamur yang disebut spora mudah terbawa oleh udara. Nah, bila spora ini hinggap pada pakaian atau kulit orang yang sehat dan di tempat ini lingkungannya menunjang maka ia akan berkembang. Selanjutnya, pada tempat yang baru ini spora berkembang menjadi benang jamur (hifa), kebetulan sekali kalau tempat yang baru ini kulit terinfeksi maka timbullah penyakit. Penularan pun terjadi, bila terjadi kontak kulit.
Apabila terjadinya pengembangbiakan di kepala (kurap kepala) akan nampak gejala seperti pitak dengan bercak abu-abu dan bersisik menyerupai sarang lebah dan melekat kuat di kulit kepala. Sedang rambut yang terkena infeksi, akan patah dan yang tertinggal adalah ujung rambut yang penuh spora. Kurap kepala ini akibat jamur microsporum sp dan trichophyton sp. Sedang kurap pada badan/lipatan paha, akan menyebabkan bercak merah bersisik yang pada tepinya ada bintil-bintil. Penyebabnya adalah trichophyton sp, apabila terdapat di badan. Sedangkan di lipatan paha penyebabnya adalah epidermohyton sp.
Panu, bisa ditandai dengan bercak putih atau abu-abu atau kemerah-merahan. Besarnya dapat sebesar jarum pentul sampai seluas badan. Penyebabnya pityrosporum orbicularae yang hidup saprofit pada kulit yang normal. Pada kandidosis kuku (tinea unguium), penyebabnya juga trichophyton sp, dimana gejalanya menjadikan kuku tebal, mengeras dan berlekuk-lekuk, kadang-kadang berwarna kecoklatan. Sedang kandidosis kulit, gejalanya berupa bercak kemerahan, basah bersisik disertai bintil-bintil merah sebagai satelit yang melingkari kercak sersebut. Penyebabnya adalah candida albicans.
Untuk membantu diagnosis, tempat yang terkena dikerok atau ditempeli pita vinil sehingga sisiknya terambil. Kemudian sisik ini diperiksa dengan larutan KOH 20%, selanjutnya di bawah mikroskop akan terlihat spora dan hifa dari jamur itu. Sedang untuk mengetahui jenis jamur penyebab, hal ini dapat dilakukan pada biakan yang mengambil langsung dari sisik-sisik jamur itu, sebab dengan mengetahui jamur penyebab, dapat pula diketahui penyebaran penyakit.
Ada 3 macam obat jamur yang biasa dipakai. Yang ditelan pada penyembuhan kurap digunakan griseofulvin dan nistatin untuk kandidosis. Sedang yang disuntikkan dapat digunakan amfoterisin B, ini untuk jamur yang menyerang organ dalam tubuh. Sedangkan yang untuk dioleskan dapat berupa bedak bedak sepertii asam undesilihat, cairan seperti larutan gentian violet untuk kandidosis dan salep whitfield yang berisi asam benzoate dan asam salisilat.
Namun demikian yang penting adalah menghindari sumber penularan seperti pada anjing, kucing, kuda dan lain-lain. Selain itu hindarilah pemakaian handuk, seprei, atau pakaian dari orang lain, tanpa mencuci terlebih dahulu dari air panas. Selain itu perbaikan gizi. Hindari kegemukan, sebab keringat yang berlebihan merupakan sebab keringat yang berlebihan merupakan tempat hidup yang subur bagi jamur.
Penulis: Dr. Kuswadji