Cara Mengatasi & Mencegah Kulit Keriput

Keriput merupakan proses alami yang akan dirasakan oleh semua manusia. Proses keriput terutama pada kulit wajah, seperti kulit menjadi kering, kendor, dan kasar, akan memepengaruhi penampilan seseorang dan secara langsung akan memperlihatkan gambaran bahwa seseorang telah memasuki usia senja. Datangnya usia senja dengan penampilan kulit wajah yang kurang menarik ini, pada umumnya sangat ditakuti dan tidak disenangi terutama oleh kaum wanita.

Banyak orang mengharapkan agar dirinya selalu kelihatan cantik. Sehingga mereka takut akan kehadiran kulit keriput. Bagaimana cara mengatasinya, ukuti ulasan berikut.

Menurut Dr. Lily Soepardiman, saat mulai terjadinya proses keriput dari setiap orang tidak sama. Pada orang tertentu dapat terjadi sesuai dengan usianya, tetapi pada sebagian orang proses keriput datang lebih awal dan dapat pula terjadi lebih lambat dibandingkan usianya. Seperti ditemukan pada orang-orang yang digolongkan awet muda. (Titik Puspa) Hal ini sangat tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya proses keriput. Proses keriput berlangsung secara berlahan-lahan, batas waktu yang tepat antara terhentinya pertumbuhan fisik dan dimulainya proses keriput tidak jelas. Demikian pula dengan mekanisme terjadinya keriput.

Faktor Mempercepat Terjadinya Kulit Keriput

Berbagai faktor dari luar yang dapat mempercepat terjadinya proses kriput, sehingga menampilan wajah yang terjadi lebih tua dari usianya adalah cara perawatan kulit yang salah. Atau penggunaan kosmetika yang tidak sesuai dengan kondisi kulit dan linkungan pemakai. Seperti terlalu banyak memakai sabun atau pembersih berkadar alkohol tinggi pada jenis kulit normal atau kering. Juga kelembaban udara yang rendah di daerah pegunungan (dataran tinggi), paparan angin dan panas akan mempercepat penguapan air dari kulit yang menyebabkan kulit menjadi kering (keriput).

Sinar matahari merupakan faktor utama yang menyebabkan terjadinya proses keriput kulit. Menurut Dr. Lily bahwa proses keriput lebih banyak disebabkan oleh pengaruh sinar matahari daripada proses alami sendiri. Paparan sinar matahari kronik dapat menyebabkan berbagai kerusakan pada kulit.

Hal ini disebabkan dari sinar ultar violet yang mengena pada kulit, akan menghasilkan radikal bebas yang dapat menimbulkan berbagai kerusakan pada kulit. Akhir-akhir ini banyak ditemukan bahwa radikal bebas merupakan faktor utama yang mempengaruhi (mempercepat) terjadinya proses keriput. Radikal bebas adalah sekelompok elemen yang sangat tidak stabil, reaktif hebat, bersifat sitotoksik dan reaksinya menyebabkan berbagai kerusakan pada kulit. Antara lain kerusakan protein dan asam amino yang merupakan struktur utama kolagen/ elastis yang menyebabkan kulit menjadi kaku dan tidak lentur.

Sedang faktor dari dalam tubuh yang berpengaruh terhadap terjadinya proses keriput antara lain keturunan (genetik). Dikatakan bahwa faktor genetik mempengaruhi saat mulai terjadinya proses keriput pada seseorang. Seperti pada orang-orang tertentu yang cenderung mengalami proses keriput lebih awal. Bisa juga karena faktor rasial. Manusia terjadi dari bermacam-macam ras, seperti negroid, mongoloid, kaukasia dan molinesia. Masing-masing mempunyai struktur kulit yang berbeda-beda, terutama struktur kulit yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh terhadap lingkungannya. Orang kulit putih lebih mudah terbakar sinar matahari dan mudah terjadi gejala kulit keriput dini, jelas Dr. lily.

Dan tidak kalah pentingnya adalah karena faktor hormonal. Dalam rangka timbulnya keriput, pengaruh hormonal sangat erat hubungannya dengan umur. Pengaruh ini lebih jelas terjadi pada wanita yang memasuki masa klimakterium atau masa menopause. Menurutnya fungsi overium pada masa menopause berarti produksi hormon seks, seperti hormon estrogen menurun dan lambat laun akan habis sama sekali. Hormon estrogen antara lain berfungsi merangsang pertumbuhan payudara, siklus menstruasi dan berbagai sifat kewanitaan lainnya, serta memelihara pertumbuhan kulit. Akibat kekurangan estrogen akan terjadi pengecilan payudara dan tanda-tanda keriput pada kulit, seperti berkurangnya elastisitas kulit dan kulit menjadi kering (keriput).

Mencegah Kulit Keriput Sedini Mungkin

Mencegah keriput yang terjadi secara alamiah adalah tidak mungkin. dalam hal ini kita hanya bisa memperlambat proses terjadinya keriput saja. Usaha yang ditujukan untuk menghambat terjadinya proses keriput dini kulit perlu dilakukan sedini mungkin yaitu pada usia pertengahan awal usia lanjut (usia menjelang 40 tahun). Karena tanda-tanda proses keriput pada kulit akan tambak pada masa ini yaitu kulit terlihat kasar dengan garis-garis halus disekitar mata.

Menurut Dr. Lily, untuk mencegah berbagai hal yang menyebabkan bertambahnya kekeringan kulit (penyebab keriput) atau untuk mempertahankan kelembaban kulit perlu melakukan pemeliharaan dan perawatan kulit dengan kosmetik yang sesuai dengan kondisi kulit dan lingkungan pemakai. Untuk jenis kulit kering atau yang cenderung mulai kering karena proses menua, dianjurkan memakai pembersih dengan bahan dasar minyak (cleasing cream, cold cream). Jangan terlalu sering memakai sabun (deterjen) lainnya dan gunakan sabun lunak seperlunya. Serta hindarkan menggunakan pembersih yang berkadar alkohol tinggi.

Pelembab digunakan siang atau malam hari. Pilihlah pelembab yang bisa membentuk lapisan lemak tipis di permukaan kulit, hal ini untuk mencegah penguapan air, misal pelembab yang mengandung bahan hidrofilik, yaitu bahan yang dapat mengikat air (propelin glikol dan urea). Pelembab yang demikian ini digunakan untuk lingkungan dengan kelembaban rendah dah ruang AC.

Hindarkan kulit terhadap sirnar matahari secara berlebihan, yaitu dengan cara memakai payung, tapi yang lebar dan bahan-bahan tabir surya (sun block). Bisa juga memakai foundation cream untuk mencegah kekeringan kulit karena sinar matahari. Dianjurkan makan dengan diet yang seimbang, makanan tinggi protein (vitamin), rendah karbohidray/lemak serta mineral yang cukup. Jangan mengkonsumsi alkohol dan kopi secara berlebihan. Merokok dapat menimbulkan kerutan-kerutan di atas bibir dan sekitar mata, karena kebiasaan gerakan mulut pada saat menghisap rokok dan gerakan berkedip pada mata untuk menghindari asap rokok. Kemudian diupayakan tidak merokok, karena nikotin dapat merusak vitaman C yang diperlukan untuk pembentukan serat kalogen, jelas Dr. Lily Soepardiman

Penulis : HH